Studi banding
merupakan hal yang biasa dilaksanakan oleh suatu badan , sebab studi banding
selain untuk memperbaiki kinerja juga untuk menerapkan hal-hal yang didapati
selesai pelaksanaan studi banding tersebut, sama halnya studi banding yang
dilakukan oleh Para Wakil Kepala Sekolah di lingkungan Sekolah Kartini Batam
mengunjungi sekolah-sekolah pavorit yang ada di kawasan Jakarta dan Bandung
atau bumi yang dulunya di bawah pimpinan Prabu Siliwangi. Nama Prabu Siliwangi
merupakan nama yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia. Selain terkenal dengan
bumi Prabu Siliwangi, kota Bandung sendiri memiliki sebuah sekolah/yayasan yang
sangat terkenal dengan nama Al- Masoem.
H. Ma'soem mulai merintis usahanya sejak awal 1950-an
dengan berdagang keliling lukisan dan kerajinan tangan khas Cipacing di sekitar
wilayah edarnya meliputi Tasikmalaya hingga kota Bandung. Setelah sukses dengan
usaha jualan lukisan dan kerajinan beliau mulai usaha lain yakni beternak bebek
dan membuka usaha toko kelontongan, dan akhirnya mendirikan sebuah yayasan
Pendidikan bernama Al-Masoem.
Yayasan Al-
Masoem juga membawahi beberapa sekolah
mulai dari SMP sampai tingkat Akademi. Semua sekolah lembaga pendidikan dibawah
naungan yayasan Al – Masoem merupakan lembaga yang lebih mengutamakan
kedisiplinan. Sekolah Al-Masoem merupakan salah satu sekolah unggul di Propinsi
Jawa barat. Dalam temu ramah kami dengan guru dan pengurus Yayasan mengatakan bahwa mereka sangat mengedepankan kedisiplinan dan kejujuran. Berdasarkan
informasi yang kami dapat pihak sekolah langsung mengambil tindakan tegas atau
mengeluarkan anak didik yang ketahuan menyontek. Suka atau tidak suka menyontek
merupakan suatu perbuatan yang tidak terpuji, menyontek sama dengan maling jika
dibiarkan sangat besar kemungkinan akan menghasilkan para generasi muda yang
tidak jujur atau menyontek adalah anak nya koruptor. Yang lebih hebat lagi
pihak yayasan pernah memecat guru yang berbuat perilaku kurang terpuji di
masyarakat.
Di sekolah Al-
Masoem aturan memang dilaksanakan secara
disiplin, kedisiplinan merupakan salah satu hiden kurikulum yang sangat menonjol
di sekolah tersebut. Jika dibanyak sekolah disiplin hanya untuk siswa, di
sekolah Al-Masoem tidak ada yang kebal hukum baik Yayasan atau pun guru-guru,
sekolah menerapkan reward dan funisment
secara berimbang terhadap warga sekolah.
Penulis membayangkan andaikan management seperti ini
ada pada lembaga pendidikan kita di Batam , yang menerapkan disiplin dan
mengedepankan kejujuran, namun sangat disayangkan saat ini kejujuran hanya
barang langka dalam kehidupan masyarakat kita. Sulit untuk mencari watak yang jujur,
termasuk pemimpin jujur. Padahal untuk menghasilkan pemimpin yang jujur sudah seharusnya di mulai dari akar sekolah
yang menerapkan kejujuran. Tidak dipungkiri lagi saat ini kejujuran merupakan
barang langka yang sangat mahal dalam masyarakat kita.
Jika kita membandingkan
apa yang terjadi di sekitar kita, begitu lempengnya seorang pejabat negara yang
sudah nyata dijatuhi hukuman penjara oleh pengadilan bisa menduduki posisi
penting. Lantas kita bertanya dimana nilai kejujuran tersebut disimpan para
pengambil kebijakan. Yang penulis takutkan jangan-jangan nilai kejujuran itu
tidak mulai pupus dari hati sanubari kita, sebab disengaja atau tidak tindakan mengangkat
pejabat bermasalah yang nota bene diusulkan
melukai nurani kita , sudah seharusnya kita belajar dan membuka mata dan telinga
lebar-lebar. Untuk lebih mendisiplinkankan diri
dan lingkungan kita masing-masing. Sangat disayangkan para pemimpin kita saat ini kurang memiliki budaya malu, disaat Gendrang Korupsi dipukul
bertalu-talu di negara tercinta ini ternyata masih ada beberapa pemimpin kita
yang kurang memiliki kepekaan dengan masalah tersebut, patut dipertanyakan
mengapa ini sampai terjadi.
Bila kita
melihat kehidupan kalangan generasi muda yang terdidik di kalangan masyarakat
kampus seolah tidak peduli lagi yang terajadi dalam masyarakat ini. Disadari
atau tidak peran generasi muda dari kalangan kampus sangat dibutuhkan dalam
mengontrol kehidupan berdemokrasi di negara ini, gaung suara mahasiswa hampir
tidak terdengar dalam kontrol kebijakan pemerintah terutama di Kepulauan Riau ini.timbul
pertanyaan kita ada apa dengan mu wahai mahawsiswa... bangunlah dari
tidurmu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar