Rabu, 10 April 2013

Catatan Perjalanan Studi Banding Wakil Kepala Sekolah KARTINI I BATAM ke Sekolah Al – Masoem




 Studi banding merupakan hal yang biasa dilaksanakan oleh suatu badan , sebab studi banding selain untuk memperbaiki kinerja juga untuk menerapkan hal-hal yang didapati selesai pelaksanaan studi banding tersebut, sama halnya studi banding yang dilakukan oleh Para Wakil Kepala Sekolah di lingkungan Sekolah Kartini Batam mengunjungi sekolah-sekolah pavorit yang ada di kawasan Jakarta dan Bandung atau bumi yang dulunya di bawah pimpinan Prabu Siliwangi. Nama Prabu Siliwangi merupakan nama yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia. Selain terkenal dengan bumi Prabu Siliwangi, kota Bandung sendiri memiliki sebuah sekolah/yayasan yang sangat terkenal dengan nama Al- Masoem.
H. Ma'soem mulai merintis usahanya sejak awal 1950-an dengan berdagang keliling lukisan dan kerajinan tangan khas Cipacing di sekitar wilayah edarnya meliputi Tasikmalaya hingga kota Bandung. Setelah sukses dengan usaha jualan lukisan dan kerajinan beliau mulai usaha lain yakni beternak bebek dan membuka usaha toko kelontongan, dan akhirnya mendirikan sebuah yayasan Pendidikan bernama Al-Masoem.
Yayasan Al- Masoem  juga membawahi beberapa sekolah mulai dari SMP sampai tingkat Akademi. Semua sekolah lembaga pendidikan dibawah naungan yayasan Al – Masoem merupakan lembaga yang lebih mengutamakan kedisiplinan. Sekolah Al-Masoem merupakan salah satu sekolah unggul di Propinsi Jawa barat. Dalam temu ramah kami dengan guru dan pengurus Yayasan mengatakan  bahwa mereka sangat  mengedepankan kedisiplinan dan kejujuran. Berdasarkan informasi yang kami dapat  pihak sekolah  langsung mengambil tindakan tegas atau mengeluarkan anak didik yang ketahuan menyontek. Suka atau tidak suka menyontek merupakan suatu perbuatan yang tidak terpuji, menyontek sama dengan maling jika dibiarkan sangat besar kemungkinan akan menghasilkan para generasi muda yang tidak jujur atau menyontek adalah anak nya koruptor. Yang lebih hebat lagi pihak yayasan pernah memecat guru yang berbuat perilaku kurang terpuji di masyarakat.
Di sekolah Al- Masoem  aturan memang dilaksanakan secara disiplin, kedisiplinan merupakan salah satu hiden kurikulum yang sangat menonjol di sekolah tersebut. Jika dibanyak sekolah disiplin hanya untuk siswa, di sekolah Al-Masoem tidak ada yang kebal hukum baik Yayasan atau pun guru-guru, sekolah  menerapkan reward dan funisment secara berimbang terhadap warga sekolah.
Penulis  membayangkan andaikan management seperti ini ada pada lembaga pendidikan kita di Batam , yang menerapkan disiplin dan mengedepankan kejujuran, namun sangat disayangkan saat ini kejujuran hanya barang langka dalam kehidupan masyarakat kita. Sulit untuk mencari watak yang jujur, termasuk pemimpin jujur. Padahal untuk menghasilkan pemimpin yang jujur  sudah seharusnya di mulai dari akar sekolah yang menerapkan kejujuran. Tidak dipungkiri lagi saat ini kejujuran merupakan barang langka yang sangat mahal dalam masyarakat kita.
Jika kita membandingkan apa yang terjadi di sekitar kita, begitu lempengnya seorang pejabat negara yang sudah nyata dijatuhi hukuman penjara oleh pengadilan bisa menduduki posisi penting. Lantas kita bertanya dimana nilai kejujuran tersebut disimpan para pengambil kebijakan. Yang penulis takutkan jangan-jangan nilai kejujuran itu tidak mulai pupus dari hati sanubari kita, sebab disengaja atau tidak tindakan mengangkat pejabat bermasalah yang nota bene diusulkan  melukai nurani kita , sudah seharusnya  kita belajar dan membuka mata dan telinga lebar-lebar. Untuk lebih mendisiplinkankan diri  dan lingkungan kita masing-masing. Sangat disayangkan  para pemimpin kita saat ini  kurang memiliki  budaya malu, disaat Gendrang Korupsi dipukul bertalu-talu di negara tercinta ini ternyata masih ada beberapa pemimpin kita yang kurang memiliki kepekaan dengan masalah tersebut, patut dipertanyakan mengapa ini sampai terjadi.
Bila kita melihat kehidupan kalangan generasi muda yang terdidik di kalangan masyarakat kampus seolah tidak peduli lagi yang terajadi dalam masyarakat ini. Disadari atau tidak peran generasi muda dari kalangan kampus sangat dibutuhkan dalam mengontrol kehidupan berdemokrasi di negara ini, gaung suara mahasiswa hampir tidak terdengar dalam kontrol kebijakan pemerintah terutama di Kepulauan Riau ini.timbul pertanyaan kita ada apa dengan mu wahai mahawsiswa... bangunlah dari tidurmu....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar